Umur Simpan Kopi
Pembagian umur simpan (shelf-life) ke dalam dua
bentuk ini masih belum menjadi konsensus di tingkat ilmuwan makanan dan minuman.
Sekitar satu dekade belakangan, sebagian ilmuwan mulai melakukan pembedaan umur
simpan ini lantaran kajian umur simpan dilakukan pada kondisi yang terkontrol.
Sementara itu, di
tingkat konsumen, umur simpan produk berjalan tidak seperti bagaimana contoh
produk diteliti. Misalnya, kopi yang dikaji oleh ilmuwan berkutat pada berapa
lama kopi itu tahan di suatu teknik pengemasan tertentu. Misalnya, 6 bulan kopi
ditelaah dengan kondisi tertentu tetap segar jika berada di dalam kemasan.
Hasil laporan dari penelitian ini tidak bisa membaca cara kopi itu dikonsumsi
di tingkat konsumen. Lantaran kopi tersebut sering dibuka-tutup selama
dikonsumsi oleh konsumen yang meningkat laju deteriorisasi dan keapakan kopi
sehingga kopi belum 6 bulan sudah apak dan tengik. Oleh ilmuwan belakangan,
kajian umur simpan terkontrol atau umur simpan dalam kemasan asli sebelum
dibuka untuk dikonsumsi disebut sebagai umur simpan primer. Model primer inilah
yang sebagian besar kita temukan dalam jurnal-jurnal ilmiah ketika menelaah
keapakan kopi
Sementara itu, umur simpan sekunder adalah daya tahan suatu produk (kopi) ketika dikonsumsi. Ketika kopi sampai di tangan pelanggan, produk tersebut berada di lingkungan yang tidak terkontrol. Sehingga dibutuhkan model penelitian tersendiri untuk menelaahnya. Ketidakkontrolan itu misalnya, kemasan kopi sering dibuka-tutup yang membuat kadar oksigen dan temperatur dalam kemasan berubah, dst
Dngn membedakan umur simpan primer dan umur simpan sekunder kita akan lebih mudah bisa memahami mengapa kopi yang berusia 4 hari misalnya bisa menjadi apak dan tengik atau kehilangan banyak aroma jika selama kopi dikonsumsi. Atau kopi tersebut ketika diseduh aroma dan rasanya tidak sekuat seperti biasanya kopi itu dikonsumsi. Sampai sini, kita bisa menemukan bahwa kesegaran kopi itu tdk berarti melulu ditentukan oleh tanggal rendang atau baru disangrai 7 hari, misalnya, melainkan perubahan fisik dan kimia selama penyimpanan dan cara konsumsi.
Sementara itu, umur simpan sekunder adalah daya tahan suatu produk (kopi) ketika dikonsumsi. Ketika kopi sampai di tangan pelanggan, produk tersebut berada di lingkungan yang tidak terkontrol. Sehingga dibutuhkan model penelitian tersendiri untuk menelaahnya. Ketidakkontrolan itu misalnya, kemasan kopi sering dibuka-tutup yang membuat kadar oksigen dan temperatur dalam kemasan berubah, dst
Dngn membedakan umur simpan primer dan umur simpan sekunder kita akan lebih mudah bisa memahami mengapa kopi yang berusia 4 hari misalnya bisa menjadi apak dan tengik atau kehilangan banyak aroma jika selama kopi dikonsumsi. Atau kopi tersebut ketika diseduh aroma dan rasanya tidak sekuat seperti biasanya kopi itu dikonsumsi. Sampai sini, kita bisa menemukan bahwa kesegaran kopi itu tdk berarti melulu ditentukan oleh tanggal rendang atau baru disangrai 7 hari, misalnya, melainkan perubahan fisik dan kimia selama penyimpanan dan cara konsumsi.
thanks infonya gan, berguna banget buat kami para pecinta kopi, aroma dan rasa selalu terjaga.. izin share ya gan Poker Online Terbaru
ReplyDelete