Wednesday, November 28, 2018

Beda Toraja Sapan Dengan Toraja Kalosi


Beda Toraja Sapan Dengan Toraja Kalosi
Hasil gambar untuk beda toraja sapan dan kalosi
Kopi yang berasal dari kawasan Sulawesi Selatan identik dengan nama Toraja. Tak bisa dilepaskannya kopi Sulawesi dengan nama Toraja, sampai-sampai kopi yang didapatkan dari para penjual kopi di Kelurahan Kalosi, Kabupaten Enrekang, di berbagai kafe dan oleh roaster Jakarta, dan juga beberapa kota besar lainnya, menjual kopi tersebut secara tidak tepat dengan menamainya Toraja-Kalosi.
Pada kenyataannya Kalosi merupakan daerah di Kabupaten Enrekang, bukan di Kabupaten Toraja dan Toraja Utara. Ketidaktepatan para roaster, dan juga trader, yang menjual kopi dari Sulawesi Selatan yang bukan dari Kabupaten Toraja dan Toraja Utara, membuat daerah penghasil kopi dari kawasan non-Toraja, seperti seperti Bone-Bone, Benteng Alla, Masalle, dll., tidak begitu dikenal di Jakarta, dan barangkali juga di tempat lain.
·         Toraja Sapan
Sapan merupakan daerah dengan ketinggian 1300 sampai 2000 mdpl. Lokasinya di Kecamatan Buntu Pepasan, Toraja Utara, yang merupakan dataran tinggi yang dikenal dengan eksotisme produk kopinya dan menjadi salah satu primadona pembeli dari luar negeri, khususnya Negara Jepang.
Ciri khas dari jenis Kopi Sapan ini adalah dikenal memiliki aroma bau harum yang khas. Rasa serta bau harumnya membuat jenis kopi ini menjadi brand tersendiri. Sapan dikenal memiliki dua jenis kopi yang berbeda yaitu Kopi Toraja Arabika dan Kopi Toraja Robusta. Kualitas dan juga rasa dari kopi Toraja ini sudah tidak diragukan lagi. Kopi Toraja Sapan ini adalah kopi arabika varietal Djember S-795 dan diproses dengan metode basah (Fullwash).
Ciri khas dari jenis kopi Toraja ini adalah dikenal memiliki aroma bau harum yang khas. Selain itu jika dilihat di wilayah Sulawesi yang merupakan tempat geografis yang subur dapat membantu memproduksi beberapa macam jenis hasil sumber daya alam yang cukup dikenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah kelas dunia pada saat itu. Dengan rasa serta bau harum dari kopi telah dapat membuat jenis kopi ini telah dapat menjadi brand tersendiri.
Aroma wangi dari kopi ini langsung dapat tericum saat kita membuka kemasan dari kopi Toraja ini. Yang menarik adalah rasa kopi ini memiliki perbedaan dengan jenis kopi Indonesia lainnya.
Selain itu, jenis kopi yang ada di Indonesia juga dikenal memiliki berbagai macam jenis pengolahan jenis kopi yang berbeda-beda. Hal ini juga yang membuat rasa kopi terlihat mempunyai rasa yang unik diantara jenis kopi yang satu dengan kopi yang lainnya. Salah satu contoh adalah jenis kopi Toraja.
Jenis kopi ini dikenal memiliki dua jenis kopi yang berbeda yaitu jenis kopi Toraja Arabika dan kopi Toraja Robusta. Kualitas dan juga rasa dari kopi Toraja ini sudah tidak diragukan lagi. Selain itu, kita juga mengenal berbagai macam jenis proses pengolahan kopi yang terlihat berbeda antara satu jenis kopi dengan kopi lainnya. Hal ini juga yang membuat rasa kopi terlihat memiliki cita rasa yang enak. Proses penyeduhan kopi di Indonesia juga dikenal memiliki berbagai macam cara penyeduhan.
Dengan makin berkembangnya industri kopi yang ada di Indonesia akan dapat berdampak positif terutama adalah bagi perekonomian Indonesia. Kita dapat melihat bagaimana industri kopi dapat membuka lapangan pekerjaan yang cukup banyak bagi petani kopi di seluruh tanah Air. Selain itu kita juga dapat melihat bahwa industri kopi juga telah banyak membantu Indonesia dapat tampil dengan penuh percaya diri terutama dari sisi produk kopi yang telah mendunia, salah satunya adalah produk kopi Toraja ini.
·         Toraja Kalosi
Toraja-Kalosi bisa juga diartikan penggabungan dua daerah penghasil. Tapi, akan menjadi galat ketika ia dijual atau dikenalkan sebagai kopi single origin. Single origin itu sendiri mengalami pemgembangan dan penyempitan makna. Mulai dari batasan minimum, yaitu kawasan, sampai kopi yang berasal hanya dari satu petani atau kebun dan disangrai dengan profil sangrai tertentu dan disajikan dengan metode tersendiri. Apa pun itu, single origin sekurang-kurangnya adalah kopi yang berasal dari satu daerah, bukan gabungan dua daerah. Dengan begitu, kopi Toraja-Kalosi keliru jika dianggap sebagai single origin jika pengertiannya sebagai gabungan dua daerah penghasil kopi.
Nama Kalosi sendiri, sejak kapan ia digunakan sebagai nomina sebuah kopi yang merepresentasikan daerah sekaligus cita rasa, masihlah kabur. Secara historis, penamaan suatu kopi dengan identitas tempat bisa bermakna macam-macam. Dua makna yang paling sering dipakai adalah nama tempat dan pelabuhan. Seperti nama Java atau Jawa dan Mukha, pada abad 19, itu tidak berarti kopi tersebut ditanam di daerah Pulau Jawa dan Mukha, melainkan juga bisa berarti kopi yang diberangkatkan dari suatu pelabuhan di Pulau Jawa atau di Mukha. Kalosi sendiri bisa berarti pasar dan tempat. Meski di Kalosi ada tanaman kopi, pada saat yang sama mempertimbangkan sebaran kopi spesial Kalosi (sekali lagi, kopi spesial
[specialty coffee] bukan kopi secara umum) di berbagai daerah di luar Kalosi yang melampaui daya produksi tanaman kopi di Kalosi, kopi Kalosi bisa berarti kopi yang dibeli atau dijual oleh penjual kopi asalan di pasar Kalosi yang kopinya bisa berasal dari luar Kalosi.
Salah satu hal yang turut menambah blunder soal penamaan kopi sebagai representasi identitas daerah penghasil adalah persoalan merk dagang. Di wilayah yang menjual kopi secara curah, tanpa merk, kadang masyarakat tempatan memberi sebutan “merk” secara arbitrer dengan mengacu pada tempat ia dijual, bukan dihasilkan, mengingat pasar sebagai tempat penjual kopi itu mendapatkan kopi dari berbagai kecamatan.
Gagasan indikasi geografis yang mencuat sebagai tuntutan sejak satu atau dua dekade lalu ikut menambah kegaduhan. Hal itu karena banyak penjual kopi yang menggunakan nama tempat sebagai merk dagang. Itulah yang terjadi pada persoalan persengketaan indikasi geografis yang menimpa beberapa perusahaan kopi di dunia.
Hal-hal semacam itu yang membuat sulit untuk melacak sejarah penggunaan nama Kalosi pada kopi sedari awal. Jika Kalosi dulunya merupakan nama pasar, yang menjadi pertanyaan, dari daerah mana saja kopi yang dijual di daerah tersebut? Lalu, apakah pada masa-masa awalnya kopi yang berasal dari Toraja yang dijual di Kalosi tetap dijual dengan nama Kalosi atau nama Toraja? Jika tetap dijual dengan nama Kalosi, lantas sejak kapan atribut Toraja disematkan pada kopi yang berasal dari Toraja.

No comments:

Post a Comment