Beda Toraja
Sapan Dengan Toraja Kalosi
Kopi yang
berasal dari kawasan Sulawesi Selatan identik dengan nama Toraja. Tak bisa
dilepaskannya kopi Sulawesi dengan nama Toraja, sampai-sampai kopi yang
didapatkan dari para penjual kopi di Kelurahan Kalosi, Kabupaten Enrekang, di berbagai
kafe dan oleh roaster Jakarta, dan juga beberapa kota besar lainnya, menjual
kopi tersebut secara tidak tepat dengan menamainya Toraja-Kalosi.
Pada
kenyataannya Kalosi merupakan daerah di Kabupaten Enrekang, bukan di Kabupaten
Toraja dan Toraja Utara. Ketidaktepatan para roaster, dan juga trader, yang
menjual kopi dari Sulawesi Selatan yang bukan dari Kabupaten Toraja dan Toraja
Utara, membuat daerah penghasil kopi dari kawasan non-Toraja, seperti seperti
Bone-Bone, Benteng Alla, Masalle, dll., tidak begitu dikenal di Jakarta, dan
barangkali juga di tempat lain.
·
Toraja
Sapan
Sapan
merupakan daerah dengan ketinggian 1300 sampai 2000 mdpl. Lokasinya di
Kecamatan Buntu Pepasan, Toraja Utara, yang merupakan dataran tinggi yang
dikenal dengan eksotisme produk kopinya dan menjadi salah satu primadona
pembeli dari luar negeri, khususnya Negara Jepang.
Ciri khas
dari jenis Kopi Sapan ini adalah dikenal memiliki aroma bau harum yang khas.
Rasa serta bau harumnya membuat jenis kopi ini menjadi brand tersendiri. Sapan
dikenal memiliki dua jenis kopi yang berbeda yaitu Kopi Toraja Arabika dan Kopi
Toraja Robusta. Kualitas dan juga rasa dari kopi Toraja ini sudah tidak
diragukan lagi. Kopi Toraja Sapan ini adalah kopi arabika varietal Djember
S-795 dan diproses dengan metode basah (Fullwash).
Ciri khas
dari jenis kopi Toraja ini adalah dikenal memiliki aroma bau harum yang khas.
Selain itu jika dilihat di wilayah Sulawesi yang merupakan tempat geografis
yang subur dapat membantu memproduksi beberapa macam jenis hasil sumber daya
alam yang cukup dikenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah kelas dunia
pada saat itu. Dengan rasa serta bau harum dari kopi telah dapat membuat jenis
kopi ini telah dapat menjadi brand tersendiri.
Aroma
wangi dari kopi ini langsung dapat tericum saat kita membuka kemasan dari kopi
Toraja ini. Yang menarik adalah rasa kopi ini memiliki perbedaan dengan jenis
kopi Indonesia lainnya.
Selain
itu, jenis kopi yang ada di Indonesia juga dikenal memiliki berbagai macam jenis
pengolahan jenis kopi yang berbeda-beda. Hal ini juga yang membuat rasa kopi
terlihat mempunyai rasa yang unik diantara jenis kopi yang satu dengan kopi
yang lainnya. Salah satu contoh adalah jenis kopi Toraja.
Jenis kopi
ini dikenal memiliki dua jenis kopi yang berbeda yaitu jenis kopi Toraja
Arabika dan kopi Toraja Robusta. Kualitas dan juga rasa dari kopi Toraja ini
sudah tidak diragukan lagi. Selain itu, kita juga mengenal berbagai macam jenis
proses pengolahan kopi yang terlihat berbeda antara satu jenis kopi dengan kopi
lainnya. Hal ini juga yang membuat rasa kopi terlihat memiliki cita rasa yang
enak. Proses penyeduhan kopi di Indonesia juga dikenal memiliki berbagai macam
cara penyeduhan.
Dengan
makin berkembangnya industri kopi yang ada di Indonesia akan dapat berdampak
positif terutama adalah bagi perekonomian Indonesia. Kita dapat melihat
bagaimana industri kopi dapat membuka lapangan pekerjaan yang cukup banyak bagi
petani kopi di seluruh tanah Air. Selain itu kita juga dapat melihat bahwa
industri kopi juga telah banyak membantu Indonesia dapat tampil dengan penuh
percaya diri terutama dari sisi produk kopi yang telah mendunia, salah satunya
adalah produk kopi Toraja ini.
·
Toraja
Kalosi
Toraja-Kalosi
bisa juga diartikan penggabungan dua daerah penghasil. Tapi, akan menjadi galat
ketika ia dijual atau dikenalkan sebagai kopi single origin. Single origin itu
sendiri mengalami pemgembangan dan penyempitan makna. Mulai dari batasan
minimum, yaitu kawasan, sampai kopi yang berasal hanya dari satu petani atau
kebun dan disangrai dengan profil sangrai tertentu dan disajikan dengan metode
tersendiri. Apa pun itu, single origin sekurang-kurangnya adalah kopi yang
berasal dari satu daerah, bukan gabungan dua daerah. Dengan begitu, kopi
Toraja-Kalosi keliru jika dianggap sebagai single origin jika pengertiannya
sebagai gabungan dua daerah penghasil kopi.
Nama
Kalosi sendiri, sejak kapan ia digunakan sebagai nomina sebuah kopi yang
merepresentasikan daerah sekaligus cita rasa, masihlah kabur. Secara historis,
penamaan suatu kopi dengan identitas tempat bisa bermakna macam-macam. Dua
makna yang paling sering dipakai adalah nama tempat dan pelabuhan. Seperti nama
Java atau Jawa dan Mukha, pada abad 19, itu tidak berarti kopi tersebut ditanam
di daerah Pulau Jawa dan Mukha, melainkan juga bisa berarti kopi yang
diberangkatkan dari suatu pelabuhan di Pulau Jawa atau di Mukha. Kalosi sendiri
bisa berarti pasar dan tempat. Meski di Kalosi ada tanaman kopi, pada saat yang
sama mempertimbangkan sebaran kopi spesial Kalosi (sekali lagi, kopi spesial
[specialty
coffee] bukan kopi secara umum) di berbagai daerah di luar Kalosi yang
melampaui daya produksi tanaman kopi di Kalosi, kopi Kalosi bisa berarti kopi
yang dibeli atau dijual oleh penjual kopi asalan di pasar Kalosi yang kopinya
bisa berasal dari luar Kalosi.
Salah satu
hal yang turut menambah blunder soal penamaan kopi sebagai representasi
identitas daerah penghasil adalah persoalan merk dagang. Di wilayah yang
menjual kopi secara curah, tanpa merk, kadang masyarakat tempatan memberi
sebutan “merk” secara arbitrer dengan mengacu pada tempat ia dijual, bukan
dihasilkan, mengingat pasar sebagai tempat penjual kopi itu mendapatkan kopi
dari berbagai kecamatan.
Gagasan
indikasi geografis yang mencuat sebagai tuntutan sejak satu atau dua dekade
lalu ikut menambah kegaduhan. Hal itu karena banyak penjual kopi yang
menggunakan nama tempat sebagai merk dagang. Itulah yang terjadi pada persoalan
persengketaan indikasi geografis yang menimpa beberapa perusahaan kopi di
dunia.
Hal-hal
semacam itu yang membuat sulit untuk melacak sejarah penggunaan nama Kalosi
pada kopi sedari awal. Jika Kalosi dulunya merupakan nama pasar, yang menjadi
pertanyaan, dari daerah mana saja kopi yang dijual di daerah tersebut? Lalu,
apakah pada masa-masa awalnya kopi yang berasal dari Toraja yang dijual di
Kalosi tetap dijual dengan nama Kalosi atau nama Toraja? Jika tetap dijual
dengan nama Kalosi, lantas sejak kapan atribut Toraja disematkan pada kopi yang
berasal dari Toraja.
No comments:
Post a Comment