Wednesday, November 28, 2018


Penyeduhan Kopi, Proses Guna Menikmati Cita Rasa Kopi Yang Gak Ada Obat
Hasil gambar untuk teknik penyeduhan kopi
Kini, secangkir kopi kini tak sekadar menjadi minuman yang diminum untuk menunda rasa kantuk tak tertahankan. Sekarang kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup, terutama bagi masyarakat di kota-kota besar. Melalui secangkir kopi, interaksi dan relasi baru dengan individu lain dapat terjalin. Hal tersebut tentunya mendorong semakin banyak orang untuk menaruh perhatian lebih besar terhadap kopi.
Banyak yang ingin mempelajari tentang bagaimana memproduksi kopi yang lebih baik, cara menjaga dan mengoptimalkan kualitas cita rasa dan aroma, hingga proses penyeduhan kopi untuk dapat menghasilkan secangkir kenikmatan maksimal.
Sekarang coffee shop tumbuh dan berkembang begitu pesat, hadir untuk memberikan pilihan tentang cara menikmati kopi melalui penyeduhan yang baik dengan metode-metode tercipta dan dikategorikan sesuai dengan kontak/interaksi yang terjadi antara kopi dan air. Metode ini lebih populer dengan istilah manual brewing karena proses penyeduhannya lebih didominasi peralatan non-mekanik. Ada beberapa metode yang penulis rasa layak diketahui pembaca, di antaranya:
Immersion (perendaman)
Immersion adalah metode pelarutan/ekstraksi bubuk kopi dan air saja sehingga terjadi kontak penuh sepanjang proses penyeduhan. Metode ini termasuk cara paling sederhana untuk menikmati secangkir kopi karena kita hanya membutuhkan air panas dan bubuk kopi. Secara umum dari karakteristik rasa yang didapat dari metode ini akan cenderung lebih strong dan berisi (round body). Alat-alat yang tergolong pada metode ini contohnya: french press dan true brew (tubruk).

Pour-over/Drip/Filtered (penuangan/tetes/penyaringan)
Metode kedua yang akan penulis ceritakan merupakan salah satu dari metode penyeduhan kopi yang cukup banyak digemari karena karakteristik aroma dan rasa dari hasil seduhan kopi yang didapat cenderung lebih tasty, ringan (light body) dan juga clean (bersih tanpa ampas) karena kopi yang telah digiling tersaring melalui filter. Metode pour-over sendiri merupakan metode penuangan air menggunakan alat bantu seperti ceret ke dalam media khusus yang didesain dengan saringan (metal, kain atau paper filter) untuk menampung dan menyaring bubuk kopi sehingga pelarutan/ekstraksi yang terjadi antara air dan bubuk kopi tetap konstan. Beberapa contoh alat-alat yang tergolong ke dalam metode pour-over yaitu chemex, flat bottom (kalita), vietnam drip dan V60.
Lebih jauh tentang V60, prinsip fungsional V60 yang memiliki sudut 60˚ dan pola alur khusus yang dibuat untuk mengatur laju air menjadi satu kolaborasi yang sesuai agar dapat mengoptimalkan karakteristik aroma dan rasa yang seimbang, clean dan tentunya nyaman untuk dikonsumsi. Tanamera Coffee sendiri juga menggunakan metode ini untuk kopi yang dihidangkan bagi pelanggan.

Penyeduhan kopi menggunakan metode V60
Dari kedua contoh metode tersebut, akan kita jumpai juga faktor yang bisa dipelajari keterkaitannya untuk dapat mengatur, mengoptimalkan serta menjaga kualitas dari cita rasa dan aroma kopi yang akan diseduh. Faktor-faktor ini dapat menjadi patokan yang berguna untuk mengarahkan kita tentang bentuk perlakuan kopi saat akan diseduh, yaitu:
Coffee quality: kualitas green beans (biji kopi mentah) mulai dari proses di kebun, ketinggian tanam, kondisi iklim, varietas, pengeringan di paska panen, proses dan level penyangraian (roasting profile) hingga kesegaran biji kopi
Grind quality: seberapa halus/kasar tingkat gilingan biji kopi yang kita gunakan
Water quality: seberapa baik kualitas air yang kita pilih, mulai dari kandungan pH hingga temperatur air saat dipanaskan serta jumlah atau rasio air yang digunakan untuk proses penyeduhan kopi
Sampai tahap ini, apa yang pembaca pikirkan? Apa mungkin pertanyaan seperti, “Cara bikin kopinya beragam nih, ada banyak variabel juga di proses penyeduhannya. Jadi kalau mau bikin kopi, metode dan alat serta variabel seperti apa yang paling pas untuk dapat menghasilkan kopi yang nikmat?” atau pertanyaan berupa “Ribet amat ya mau bikin kopi aja.”
Menjawab pertanyaan tersebut sebenarnya tidak sesederhana saat membaca pertanyaannya saja, karena setiap metode dan alat  yang dipilih akan memberikan hasil seduhan yang berbeda, begitupun dengan variabel yang digunakan, ditambah lagi jika kita mengaitkannya dengan perbedaan selera setiap individu. Akhirnya, meminum kopi tidak lagi cukup dengan adanya ketersediaan air panas dan bubuk kopi saja, bukan begitu?
Tapi lebih jauh daripada sebatas menuangkan air panas saja, membuat kopi melibatkan sebuah pemahaman, pemahaman mengenai karakteristik air dan kopi, seberapa dalam ataupun tidak kita memiliki pemahaman tersebut.
Oleh karena itu, satu alternatif yang dapat penulis berikan adalah dengan mengunjungi coffee shop. Coffee shop adalah salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh penikmat kopi yang mengapresiasi kopi lebih jauh dan mempunyai rasa penasaran lebih akan proses pembuatan kopi. Di sini, para penikmat kopi juga diberi kesempatan untuk berbagi aneka ragam cerita tentang kopi. Salah satu kedai kopi yang dapat dikunjungi adalah Tanamera Coffee yang memberikan sebuah kesempatan untuk ikut mengapresiasi kopi melalui proses penyeduhannya baik secara mechanical maupun manual brewing.

No comments:

Post a Comment